2.1 Pengertian Menstruasi
Menstruasi
adalah perdarahan dari uterus karena perubahan hormonal yang teratur atau
berdaur teratur, kira-kira empat minggu sekali.
Menstruasi
adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan
yang terjadi secara berulang setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi
yang pertama atau menarche paling sering terjadi pada usia 11 tahun, tetapi
bisa juga terjadi pada usia 8 tahun atau 16 tahun tergantung factor-faktor yang
mempengarui kedewasaan atau perkembangan hormone pada gadis itu sendiri.
2.2. Gangguan Menstruasi
Gangguan menstruasi yang paling sering terjadi pada
wanita diantaranya yaitu :
1. Disminore
Disminore adalah nyeri pada waktu haid terasa di
perut bagian bawah atau didaerah bujur sangkar michaelis, nyeri terasa sebelum,
selama dan sesudah haid. Dapat bersifat kholik atau terus-menerus.
Disminore adalah yeri perut yang berasal dari kram
rahim dan terjadi selama menstruasi. Disebuut disminore primer jika tidak
ditemukan penyebab yang mendasar. Nyeri pada disminor primer diduga bersal dari
kontraksi rahim yang dirangsang oleh prostaglandin.
2. Amenorea
Amenorea adalah keadaan dimana menstruasi berhenti
pada masa menstruasi teratur. Amenorea bisa disebabkan oleh penyakit pada
indung telur atau uterus, beberapa penyakit berat misalnya penyakit ginjal
kronik, obat-obatan, serta pengangkatan kandung rahim atau indung telur.
2.3 Reaksi
Psikis Menstruasi
Menstruasi
merupakan gejala biologis yang alami, progresif dan positif sebagai tanda dari
kematangan seksual. Dengan demikian, seharusnya peristiwa diterima dengan sikap
wajar. Namun bila peristiwa menstruasi menimbulkan keterkejutan (syok) yang
sangat hebat disertai dengan iritasi (rangsangan yang mengganggu), biasanya
anak gadis merasa sakit, disertai dengan mual-mual, cepat lelah dan berbagai
emosi depresif. Demikian pula bila menstruasi pertama terjadi penolakan yang
defensif, bisa mengakibatkan pengereman fungsional. Artinya ada beberapa fungsi
psikis dan fisik yang mengalami hambatan atau pengereman yang menyebabkan
retensi menstruasi (berhentinya menstruasi), yang disebabkan oleh reaksi
kejutan pada menstruasi pertama. Pada usia yang lebih tua, penolakan akan menimbulkan
penyakit yang sulit disembuhkan jika ditangani secara fisis-organis, seperti psychogene
amenorhoe. Namun jika dilakukan dengan terapi psikis, penyembuhan akan
terjadi lebih cepat. (Herawati Mansur, 2009:117-118)
1.
Kompleks
Kastrasi Atau Trauma Genetalia
Kompleks
kastrasi atau trauma genetalia dimana peristiwa menarche menyebabkan
bermacam-macam gambaran fantasi yang aneh-aneh yang akan diikuti dengan
kecemasan dan ketakutan yang tidak riil dan disertai perasaan bersalah atau
berdosa yang semua dikaitkan dengan pemahaman pada organ genetal dan proses
haidnya. Gambaran khayali yang menakutkan dan keliru itu mulai timbul pada masa
kanak-kanak. Hal ini merupakan produk dari pengertian yang salah atas informasi
yang tidak riil yaitu informasi dari orang tua atau orang lain yang penuh
tahayul dan menakutkan. Gambaran ini terutama pada pengaruh budaya lama yang
senantiasa melihat peristiwa dari jaman dulu/primitif. Informasi lain mengenai
masalah haid adalah menstruasi dihubungkan dengan kekotoran hal yang haram dan
najis serta dihubungkan dengan dosa dan hal-hal yang menjijikan (Kartono,
2006).
2.
Teori
Cloaca
Teori “Cloaca”
(Ricool, saluan buang kanal atau membuang kotoran, ujung dari liang usus tempat
bermuaranya saluran kencing dan poros usus) yang mengatakan; segala sesuatu
yang keluar dari rongga tubuh itu adalah kotoran najis menjijikkan serta
merupakan tanda noda dan tidak suci. Pada anak-anak yang mempunyai
kecenderungan neurotis dalam usia pra pubertas dan banyak mengalami konflik
batin.
3.
Fobia
Fobia
adalah ketakutan atau kecemasan yang abnormal, tidak rasional, dan tidak bisa
dikontrol terhadap suatu situasi atau objek tertentu.(Kartino Kartono,
1985:112). Fobia adalah satu bentuk gangguan jiwa ringan yang membuat
penderitanya selalu ketakutan ketika berhadapan dengan sesuatu yang sebenarnya
bukanlah ancaman. Jika tidak ditangani dengan benar, fobia bisa mengganggu
kehidupan.
Penyebab
fobia belum diketahui dengan pasti. Para ahli menduga fobia berkembang dari
pengalaman tidak menyenangkan dimasa kana-kanak yang berhubungan dengan sesuatu
yang menakutkan. Pengalaman ini lalu tersimpan dalam memori dan ketika ada
factor pencetusnya, ketakutan itu akan muncul kembali. (Herawati Mansur,
2009:118).
Adapun
jenis-jenis fobia adalah sebagai berikut:
§ Fobia spesifik
Fobia
spesifik adalah penyakit kecemasan yang paling sering terjadi. Beberapa fobia
spesifik antara lain seperti takut binatang, kegelapan, orang asing, ketinggian
dan lain-lain.
§ Fobia sosial
Kemampuan
seseorang untuk menjalin hubungan yang serasi dengan yang lainnya melibatkan
berbagai aspek kehidupan. Kecemasan tertentu dalam situasi sosial adalah
normal, tetapi penderita fobia sosial merasakan kecemasan yang berlebihan,
sehingga mereka menghindari situasi sosial atau menghadapinya dengan penuh
tekanan.
4.
Hypochondria
Hipokondria
adalah gangguan kecemasan atau rasa takut pada individu yang berlangsung
berulang-ulang. Hipokondria ialah kondisi kecemasan yang kronis dan
berlebih-lebihan, dimana pasien selalu merasakan ketakutan yang menjurus pada
patologis terhadap kesehatan badannya. Penderita merasa benar-benar yakin bahwa
dirinya mengidap penyakit yang serius. (Kartino Kartono, 1985:126).
Gangguan
ini biasanya dimulai pada awal masa remaja dan cenderung terus berlanjut.
Beberapa orang dengan hipokondria juga mengalami depresi atau
kegelisahan.(Herawati Mansur, 2009:119)
5.
Paranoid
Paranoid
adalah bentuk gejala delusi dimana seseorang memiliki keyakinan palsu yang
berproses menjadi rasa curiga berlanjut dan tidak terkendali, dimana hal
tersebut hanya dilandasi alur logika yang absurd serta berlawanan dengan
kondisi nyata.
Gangguan
paranoid dapat ditimbulkan oleh lingkungan yang mencekam dan mengharuskan
pribadi itu hidup dalam ketakutan yang berkepanjangan. Gangguan kepribadian
paranoid juga dapat disebabkan oleh pengalaman masa kecil yang buruk ditambah
dengan keadaan lingkungan yang dirasa mengancam. Pola asuh dari orang tua yang
cenderung tidak menumbuhkan rasa percaya antara anak dengan orang lain juga
dapat menjadi penyebab dari berkembangnya gangguan ini. Pada akhirnya benaknya
penuh ketakutan dan untuk melindungi diri dari kemungkinan datangnya bahaya,
maka ia harus senantiasa berjaga-jaga mencurigai orang lain.
Beberapa
gejala yang ditunjukan dalam gangguan kepribadian paranoid antara lain adalah:
1. Kecurigaan yang sangat berlebihan.
2. Meyakini akan adanya motif-motif
tersembunyi dari orang lain.
3. Merasa akan dimanfaatkan atau
dikhianati oleh orang lain.
4. Ketidakmampuan dalam melakukan
kerjasama dengan orang lain.
5. Isolasi sosial.
6. Gambaran yang buruk mengenai diri
sendiri.
7. Sikap tidak terpengaruh.
8. Rasa permusuhan.
9. Secara terus menerus menanggung
dendam yaitu dengan tidak memaafkan kerugian, cedera atau kelalaian.
10. Merasakan serangan terhadap karakter
atau reputasinya yang tidak tampak bagi orang lain dan dengan cepat bereaksi
secara marah dan balas menyerang.
11. Enggan untuk menceritakan rahasia
orang lain karena rasa takut yang tidak perlu bahwa informasi akan digunakan
secara jahat untuk melawan dirinya.
12. Kurang memiliki rasa humor.
6.
Psychogenaminore
Psychogene
amenorrhea ialah berupa gangguan fisik dan psikis yang komplek sekali, biasanya
sulit disembuhkan dengan pengobatan fisis atau organis hanya bisa dengan terapi
psikologislah orang mampu menyembuhkan dengan cepat.
2.4 Cara Mengatasi
Gangguan Psikologi Pada Masa Menstruasi
Untuk
mengatasi gangguan psikologi pada masa menstruasi dapat dilakukan dengan
memberikan terapi psikhis. Adapun Cara mengatasi gangguan-gangguan psikologi
pada masa menstruasi ini adalah dengan melakukan konsultasi atau konseling pada
tenaga kesehatan seperti bidan, dokter dan sebagainya dan menjadikan tenaga
kesehatan tersebut sebagai konselor.
Peran atau tugas sebagai konselor ini yaitu sebagai berikut:
1.
Memberi
penjelasan dan informasi yang benar mengenai menstruasi kepada klien, bahwa
proses menstruasi merupakan suatu proses fisiologi atau normal yang pasti akan
terjadi dan akan dialami oleh setiap wanita yang subur. Dengan adanya informasi
yang benar ini, akan menimbulkan suatu reaksi fantasi yang riil.
2.
Memberi
informasi-informasi positif yang berguna mengenai menstruasi agar tidak terjadi
kesalahpahaman terhadap proses menstruasi tersebut.
3.
Memberikan
saran untuk mengurangi ketegangan dan rasa nyeri proses menstruasi berlangsung,
seperti istirahat yang cukup, perbanyak minum air putih dan melakukan kompres
air hangat pada bagian perut.
4.
Memberikan
support mental atau dukungan pada klien, agar lebih percaya diri dan tidak
merasa takut dalam menghadapi masa menstruasi.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menstruasi
adalah perdarahan dari uterus karena perubahan hormonal yang teratur atau
berdaur teratur, kira-kira empat minggu sekali.
Reaksi Psikis Menstruasi
1. Kompleks
Kastrasi Atau Trauma Genetalia
2. Teori
Cloaca
3. Hypochondria
4. Paranoid
5. Psychogenaminore
3.2
Saran
· Dengan selesainya makalah ini disarankan kepada para pembaca
agar dapat lebih memperdalam lagi
pengetahuan tentang menstruasi serta reaksi-reaksi yang akan terjadi pada saat
menstruasi.
·
Diharapkan
bidan serta tenaga kesehatan lainnya mampu memahami dan mendalami tentang hal-hal
yang menyangkut permasalahan mengenai menstruasi
DAFTAR
PUSTAKA
Kartono, kartini. 1985. Psikologi
Abnormal & Abnormalitas seksual. Bandung: Mandar maju
Kartono, kartini. 1981. Psychologi
Wanita, Gadis Remaja & Wanita Dewasa. Bandung: Alumni
Mansur, herawati. 2009. Psikologi Ibu
dan Anak untuk Kebidanan. Malang: Salemba Medika
Simandjuntak. 1980. Psikologi
Perkembangan. Bandung: Tarsito
Universitas Padjadjaran. 1983. Obstetri
dan Fisiologi. Bandung: Elemen
http://www.psychologytoday.com/conditions/paranoid-personality-disorder
0 komentar:
Posting Komentar