Senin, 21 Oktober 2013

PROSES OKSIGENISASI


2.1    Pengertian Oksigensasi
Kebutuhan oksigenisasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang di gunakan untuk kelangsungan metabolism sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel.

2.2.   Proses Oksigenasi
a.   Ventilasi.
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer.Proses ventilasi di pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah, demikian sebaliknya, semakin rendah tempat tekanan udara semakin tinggi.
Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah complienci dan recoil. Complience merupakan kemampuan paru untuk mengembang. sedangkan recoil adalah kemampua CO2 atau kontraksi menyempitnya paru.
b.      Difusi Gas
Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler paru dan co2 di kapiler dengan alveoli.Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa paktor, yaiti luasnya permukaan paru, tebal membran respirasi / permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan interstisial( keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan).Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2 (hal ini sebagai mana O2 dari alveoli masuk kedalam darah oleh karena tekanan O2 dalam rongga alveoli lebih tinggi dari tekanan O2 dalam darah vena pulmonalis, masuk dalam darah secara difusi).


c.       Transfortasi Gas
Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kaviler.Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu curah jantung (kardiak output), kondisi pembuluh darah,latihan (exercise) , perbandingan sel darah dengan darah secara keseluruhan (hematokrit), serta elitrosit dan kadar Hb

2.3   Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenisasi
a.   Saraf Otonomik
Rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonomik dapat mempengaruhi kemampuan untuk dilatasi dan konstriksi, hal ini dapat terlihat simpatis maupun parasimpatis. Ketika terjadi rangsangan, ujung saraf dapat mengeluarkan neurotsransmiter (untuk simpatis dapat mengeluarkan norodrenalin yang berpengaruh pada bronkodilatasi dan untuk parasimpatis mengeluarkan asetilkolin yang berpengaruh pada bronkhokonstriksi) karena pada saluran pernapasan terdapat reseptor adrenergenik dan reseptor kolinergik. Semua hormon termasuk derivate catecholamine dapat melebarkan saluran  pernapasan.
b.      Alergi pada Saluran Napas
Banyak faktor yang dapat menimbulkan alergi, antara lain debu yang terdapat dalam hawa pernapasan , bulu binatang, serbuk benang sari bunga, kapuk, makanan, dan lain-lain.
c.   Perkembangan
Tahap perkembangan anak dapat memengaruhi jumlah kebutuhan oksigenasi, karena usia organ dalam tubuh berkembang seiring usia perkembangan. Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas.
d.      Lingkungan
Kondisi lingkungan dapat memengaruhi kebutuhan oksigenasi, seperti faktor alergi, ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat.
Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.
e.    Perilaku
Factor perilaku yang dapat memengaruhi kebutuhan oksigenasi adalah  perilaku dalam mengkonsumsi makanan (status nutrisi).
f.    Status Kesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.

g.    Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam  pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan

2.4      Jenis Pernapasan
a.    Pernapasan Eksternal
Pernapasan eksternal merupakan proses masuknya O2 dan keluarnya CO2 dari tubuh, sering disebut sebagai pernapasan biasa.Proses pernapasan ini dimulai dari masuknya oksigen melalui hidung dan mulut pada waktu bernapas, kemudian oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronchial ke alveoli, lalu oksigen akan menembus membrane yang akan diikat oleh Hb sel darah merah dan dibawa ke jantung. Setelah itu, sel darah merah dipompa oleh arteri ke seluruh tubuh untuk kemudian meninggalkan paru dengan tekanan oksigen 100 mmHg.
b.    Pernapasan Internal
Pernapasan internal merupakan proses terjadinya pertukaran gas antar sel jaringan dengan cairan sekitarnya yang sering melibatkan proses  Semua hormon termasuk derivate catecholamine dapat melebarkan saluran  pernapasan.

2.5     Masalah Kebutuhan Oksigen
a.   Hipoksia
            Hipoksia merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh akibat difisiensi oksigen atau peningkatan penggunaan oksigen dalam tingkat sel, di tandai dengan adanya warna kebiruan pada kulit (sianosis).


b.  Perubahan pola pernapasan
1.      Tachipnea, merupakan pernafasan yang memiliki frekuensi lebih dari  24 kali per menit.
2.      Bradypnea, merupakan pola pernapasan yang lambat dan kurang dari  10 kali per menit.
3.      Hiperventilasi, merupakan cara tubuh dalam mengompensasi peningkatan jumlah oksigen dalam paru agar pernapasan lebih cepat dan dalam.
4.      Kusmaul, merupakan pola pernapasan cepat dan dangkal yang dapat  ditemukan pada orang dalam keadaan asidosis metabolic.
5.      Hipovontilasi, merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan karbondioksida dengan cukup yang dilakukan pada saat ventilasi alveolar serta tidak cukupnya penggunaan oksigen yang ditandai dengan adanya nyeri kepala, penurunan kesadaran disorientasi, atau ketidakseimbangan elektrolit yang dapat terjadi akibat atelektasis, lumpuhnya otot-otot pernafasan, defresi pusat pernafasan, peningkatan tahanan jalan udara, penurunan tahanan jaringan paru, dan toraks, sertta penurunan compliance paru dan toraks.
6.      Dispnea, merupakan perasaan sesal dan berat saat pernafasan
7.      Orthopnea, merupakan kesulitan bernafas kecuali dalam posisi duduk atau berdiri dan pola ini sering ditemukan pada seseorang yang mengalami kongestif paru.
8.      Cheyne stokes, merupakan siklus pernafasan yang amplitudonya mula-mula naik, turun, berhenti, kemudian mulai dari siklus baru.
9.      Pernapasan paradoksial, merupakan pernapasan yang ditandai dengan pergerakan dinding paru yang berlawanan atah dari keadaan normal, seriong ditemukan pada keadaan atelektasis.
10.  Biot, merupakan pernapasan dengan irama yang mirip dengan cheyne  stokes, tetapi amplitudonya tidak teratur.
11.  Esteridor, merupakan pernapasan bising yang terjadi karena penyempitan pada saluran pernapasan

2.6  Peranan Oksigen Pada Tubuh

Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh, secara fungsional, mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan. Sering kali individu tidak menyadari terhadap pentingnya oksigen. Proses pernapasan dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada kondisi ini, individu merasakan pentingnya oksigen.
Selain oksigen, keberlangsungan fungsional tubuh juga dipengaruhi oleh keseimbangan asam basa. Keseimbangan asam basa dipertahankan oleh tubuh melalui berbagai mekanisme. Pada kondisi yang asidosis atau alkalosis, tubuh akan mengalami banyak gangguan.
Perawat mempunyai peran yang penting dalam pemenuhan kebutuhan oksigen dan pemeliharaan keseimbangan asam basa klien. Oleh karena itu, perawat harus memahami konsep kebutuhan oksigen dan keseimbangan asam basa. Selain itu, perawat juga harus terampil dalam melakukan intervensi keperawatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan oksigen dan asam basa. Pada bab ini, konsep dan aplikasi yang berkenaan dengan kebutuhan oksigen dan asam basa akan diuraikan secara sederhana


2.7     Manfaat Oksigen Bagi Tubuh
 Kebutuhan tubuh terhadap oksigen merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan mendesak. Tanpa oksigen dalam waktu tertentu, sel tubuh akan mengalami kerusakan yang menetap dan menimbulkan kematian. Otak merupakan organ yang sangat sensitif terhadap kekurangan oksigen. Otak masih mampu menoleransi kekurangan oksigen antara tiga sampai lima menit. Apabila kekurangan oksigen berlangsung lebih dari lima menit, dapat terjadi kerusakan sel otak secara permanen (Kozier dan Erb 1998).
Sel tubuh manusia membutuhkan oksigen untuk mempertahankan kelangsungan metabolisme sel dan menyelamatkan nyawa. Oksigen merupakan suatu komponen yang sangat penting di dalam memproduksi molekul Adenosin Trifosfat (ATP) secara normal. ATP adalah sumber bahan bakar untuk sel agar dapat berfungsi secara optimal. ATP membcrikan energi yang diperlukan oleh sel untuk melakukan keperluan berbagai aktivitas untuk memelihara efektivitas segala fungsi tubuh.
Bila oksigen tersedia di dalam tubuh secara adekuat, maka mitokondria akan memproduksi ATP. Tanpa oksigen, mitokondria tidak dapat membuat ATP. Walaupun dalam kondisi kekurangan oksigen akan diproduksi ATP melalui proses glikolisis di dalam sitosol, akan tetapi ATP yang dihasilkan tidak sebanyak di dalam mitokondria. Oleh karena tidak adekuatnya oksigen, sel akan kehilangan fungsinya dan selanjutnya akan mengakibatkan jaringan dan organ tubuh juga kehilangan fungsinya. Hal tersebut menyebabkan kehidupan seseorang berada dalam bahaya.
Oksigen dipasok ke dalam tubuh melalui proses pernapasan/respirasi yang melibatkan sistem pernapasan. Sistem pernapasan terdiri atas serangkaian organ yang berfungsi melakukan pertukaran gas antara atmosfer dengan plasma melalui proses ventilasi paru-paru, difusi, transportasi oksigen, dan perfusi ke jaringan. Fungsi ini berlangsung selama kehidupan untuk mempertahankan homeostasis dengan mengatur penyediaan oksigen, mengatur penggunaan nutrisi, melakukan eliminasi sisa metabolisme (karbondioksida), dan mengatur keseimbangan asam basa.

BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa :
Kebutuhan oksigenisasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang di gunakan untuk kelangsungan metabolism sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel.
Proses Oksigenasi :
· Transfortasi Gas
· Ventilasi
· Difusi Gas
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenisasi
· Saraf Otonomik
· Alergi pada SaluranNapas
· Perkembangan
· Perilaku
· Lingkungan
Jenis Pernapasan
· Pernapasan Eksternal
· Pernapasan Internal

3.2  Saran
· Dengan selesainya makalah ini disarankan kepada para pembaca agar dapat lebih memperdalam lagi pengetahuan tentang pemenuhan kebutuhan oksigeni pada Rumah Sakit serta dapat mengaplikasikannya dalam dunia keperawatan.
·       Diharapkan perawat serta tenaga kesehatan lainnya mampu memahami dan mendalami Kebutuhan fisiologis oksigenasi  yang merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat mendasar

DAFTAR PUSTAKA

1.      http//:www.oksigenasi-kebutuhan-dasar.html
2.      http//:www.Manfaat-Oksigen-Bagi-Pendidikan.com.htm
3.      http//:www.faktor-faktor-yang-mempengaruhi-oksigenasi-pernapasan.html
Diakses pada tanggal 7 Desember 2011, pukul 08.00 WIB

4.      A.Aziz Alimul H.Pengantar Kebutuhan DasarManusia. SalembaMedika. 2006 . Jakarta.

0 komentar:

Posting Komentar

 

♥... Firly's Blog... ♥ | Designed by www.rindastemplates.com | Layout by Digi Scrap Kits | Author by Your Name :)